Jumat, 03 Februari 2012

Jean Henry Dunant : Bapak Palang Merah Dunia


 
Henry Dunant lahir di Jenewa, Swiss pada 8 Mei 1828. Orang tuanya sangat menekankan kegiatan sosial. Pada usia 18 tahun dia terpaksa meninggalkan College Calvin karena prestasi akademisnya buruk.

Pada tahun 1853, Dunant mengunjungi Aljazair, Tunisia. Kemudian dia melakukan perjalanan ke Solferino untuk bertemu secara pribadi dengan Napoleon III.

Dunant tiba di Solferino pada petang hari tanggal 24 Juni 1859, tepat ketika pertempuran baru selesai. Sekitar 38 ribu prajurit bergeletakan di medan tempur dalam keadaan terluka, sekarat, atau tewas, dan tidak tampak ada upaya yang berarti yang dilakukan untuk memberikan perawatan kepada mereka. Dalam keadaan terguncang melihat pemandangan itu, Dunant berinisiatif mengerahkan penduduk sipil setempat, terutama kaum perempuan, untuk memberikan pertolongan kepada para prajurit yang terluka dan sakit. Karena persediaan alat-alat dan obat-obatan yang diperlukan tidak memadai, Dunant sendiri mengatur pembelian material yang dibutuhkan itu serta membantu mendirikan rumah sakit darurat. Dia berhasil meyakinkan penduduk setempat untuk melayani para korban luka tanpa melihat di pihak mana mereka bertempur, sesuai dengan slogan “Tutti fratelli” (Kita semua bersaudara) yang diciptakan oleh kaum perempuan dari kota Castiglione Delle Stiviere tak jauh dari tempat itu.
Sekembalinya ke Jenewa pada awal bulan Juli, Dunant memutuskan menulis sebuah buku tentang pengalamannya itu, yang kemudian dia beri judul Un Souvenir de Solferino (Kenangan Solferino). Dia juga mengemukakan gagasan tentang perlunya dibentuk sebuah organisasi netral untuk memberikan perawatan kepada prajurit-prajurit yang terluka.

Dunant juga memulai perjalanan ke seluruh Eropa untuk mempromosikan gagasannya. Buku tersebut mendapat sambutan yang sangat positif. Dunant mendirikan Komite Internasional Palang Merah (ICRC) pada 17 Februari 1863.

Pada tahun 1901, Dunant menerima Hadiah Nobel Perdamaian pertama yang pernah dianugerahkan, yaitu atas perannya dalam mendirikan Gerakan Palang Merah Internasional dan mengawali proses terbentuknya Konvensi Jenewa.
Dunant tinggal di panti jompo di Heiden hingga akhir hayatnya pada 30 Oktober 1910. Hari ulang tahunnya, 8 Mei, dirayakan sebagai Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Sedunia. Panti jompo di Heiden yang dulu menampungnya itu sekarang menjadi Museum Henry Dunant.

Jumat, 13 Januari 2012

Pendarahan dan Shock


Pendarahan

Pendarahan terjadi akibat rusaknya dinding pembuluh darah yang dapat disebabkan oleh ruda paksa (trauma) atau penyakit


Klasifikasi Sumber Pendarahan/ Golongan Pendarahan

    1.  Pendarahan Nadi (Arteri)
  •  Berasal dari nadi atau arteri
  • Keluarnya memancar seirama denyut nadi
  • Berwarna merah terang 

     2.  Pendarahan Balik (Vena)
  • Darah keluar mengalir
  • Berwarna merah gelap
    3.  Pendarahan Rambut (Kapiler)
  •  Darah keluar merembes
  •  Darah berwarna merah gelap

Jenis - Jenis Pendarahan 
  1. Pendarahan Luar      : Pendarahan yang tampak dan jelas terlihat darah keluar.
  2. Pendarahan Dalam   : Pendarahan yang biasanya tak terlihat dan kulit tampak rusak,  kadang-kadang terlihat dibawah permukaan kulit berupa memar.

Penanganan


A. Perlindungan Terhadap Infeksi pada Penaganan Pendarahan :
  • Gunakan APD.
  • Jangan menyentuh mulut, hidung, mata, makanan sewaktu memberi perawatan.
  • Buang bahan yang telah ternoda.
B. Mengendalikan Pendarahan Luar
  • Tekan langsung (5 - 10 menit)
  • Elevasi (dilakukan bersamaan dengan tekan langsung)
  • Tekan pada titik tekan
  • Dengan imobilisasi/ tanpa bidai/ torniket

Perawatan Pendarahan
  1. Tenangkan penderita
  2. Baringkan dan istirahatkan penderita
  3. Gunakan tekakan langsung
  4. Tekan sampai pendarahan terkendali (jangan melepaskan balutan pertama)
  5. Buka jalan nafas dan pertahankan
  6. Perawatan shock jika ada
  7. Periksa berkala nafas dan denyut nadi
  8. Jangan makan dan minum
  9. Rawat cedera lain
  10. Berikan oksigen dan rujuk

  Shock

Shock adalah dimana sistem peredaran darah (sirkulasi)
 gagal mengirimkan darah yang mengandung oksigen dan nutrisi ke organ vital.


Penyebab
  1. Kegagalan jantung memompa darah
  2. Kehilangan darah dalam jumlah besar
  3. Penyebaran pembuluh darah yang luas
  4. Kekurangan cairan tubuh

 Tanda
  • Pernafasan      : Cepat dan dangkal
  • Nadi               : Lemah dan cepat
  • Kulit               : Pucat, dingin, dan lembab
  • Wajah            : Pucat dan sianosis pada bibir, lidah, dan telinga
  • Mata               : Pandangan hampa dan pupil melebar

Gejala
  • Mual dan mungkin muntah
  • Haus
  • Lemah
  • Pusing
  • Gelisah
  • Perubahan pada status mental

Penangan
  • Bawa penderita ke tempat teduh dan aman
  • Tidurkan telentang, naikkan tungkai setinggi 20 - 30 cm
  • Pakaian dilonggarkan
  • Beri selimut
  • Tenangkan pendrita
  • Pastikan jalan nafas dan pernafasan baik
  • Kontrol pendarahan dan rawat cedra lain
  • Beri oksigen sesuai protokol
  • Jangan beri makan dan minum
  • Periksa berkala tanda vital
  • Rujuk ke fasilitas kesehatan
 

Minggu, 25 Desember 2011

Benda Pengganti P3K

Beberapa benda yang sering kita temui ternyata dapat dijadikan pengganti alat P3K, seperti :
  1. Popok bayi, dapat digunakan mengatasi pendarahan hebat; sebagai pembalut; sebagai alat pemasangan splint.
  2. Sapu tangan, digunakan sebagai kompres pendarahan hebat; sebagai perban; sebagai alas pemasangan splint.
  3. Handuk dan taplak meja, dapat dipakai sebagai kompres pendarahan hebat; sebagai perban; sebagai alat pemasangan splint; pada proses persalinan bayi.
  4. Majalah, koran, payung, dan bantal dapat digunakan sebagai splint kasus patah tulang.
  5. Selimut, untuk menghangatkan korban.
  6. Selendang, untuk perban mata atau sebagai sling.
  7. Jepit popok bayi, dipakai sebagai penjepit perban atau pada sling.
  8. Kipas angin, untuk mendinginkan korban sengatan maahari.
  9. Papan meja atau pintu, sebagai penopang cedera kepala, leher, dan tulang belakang.

Sabtu, 24 Desember 2011

Pertolongan Pertama


Pertolongan pertama adalah pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera/ kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar. Sedangkan medis dasar adalah tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat dimiliki oleh awam atau oleh awam yang terlatih secara khusus. Pelaku pertolongan pertama ialah penolong yang pertama kali tiba di tempat kejadian yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar.




Tujuan pertolongan pertama, antara lain :
     1.  Menyelamatkan jiwa penderita.
     2.  Mencegah cacat.
     3.  Memberikan rasa nyaman dan menunjang usaha penyembuhan.


Kewajiban  pelaku pertolongan pertama, adalah :

     1.  Menjaga keselamatan diri, orang lain, penderita, dan orang disekitarnya.          
     2.  Dapat menjangkau Penderita.
     3.  Mengenali & mengatasi masalah yang mengancam nyawa.
     4.  Meminta bantuan / rujukan.
     5.  Memberikan pertolongan secara cepat & tepat.
     6.  Membantu pelaku pertolongan pertama lainnya.
     7.  Ikut menjaga kerahasiaan medis penderita.
     8.  Melakukan komunikasi dengan petugas lainnya.
     9.  Mempersiapkan penderita untuk ditransportasi.


Kualifikasi pelaku pertolongan pertama :
     
     1.  Jujurdanbertanggungjawab.
     2.  BerlakuProfesional. 
     3.  Kematanganemosi.
     4.  Kemampuanbersosialisasi.
     5.  Kemampuannyataterukursesuaisertifikasi PMI.
     6.  Kondisifisikbaik.
     7. Mempunyai rasa bangga.


Alat perlindungan diri :

     1.  Sarung tangan lateks
     2.  Kacamata pelindung
     3.  Baju pelindung
     4.  Masker penolong
     5.  Maasker Resusitasi
     6.  Helm



Peralatan pertolongan pertama, antara lain :

     1.  Kassa steril
     2.  Bantalan kassa
     3. Pembalut
     4. Cairan antiseptik
     5. Cairan pencuci mata
     6. Peralatan stabilsasi
     7. Gunting
     8. Pinset
     9. Senter
    10. Kapas
    11. Selimut
    12. Kartu Penderita
    13.  Alat tulis
    14. Oksigen
    15.  Tensimeter
    16. Stetoskop
    17. Tandu